Ini semua tentang kisahku
dan pacarku, Awan. Hari ini tanggal 18. Dan seharusnya aku dan dia merayakan
hubungan kita yang sudah berjalan tepat satu tahun. Yah, seperti kebanyakan
orang berpacaran. Tapi sepertinya dia TIDAK peduli, bahkan ingatpun TIDAK! Dia
sama sekali tidak menelponku, yah paling tidak sms atau kirim e-mail (kalau
memang dia sedang sibuk). “mungkin Awan
lagi nyiapin surprise buat aku” hiburku dalam hati.
Hmph, kadang-kadang aku menyayangkan
perbedaan usia kita. Aku yang masih berstatus ‘anak sma kelas 1’ dan dia yang
mahasiswa. Tapi sungguh aku bener-bener
sayang awan. Sayang banget dah!
***
the beginning..
‘plakk’ aku menampar cowok didepanku “kita
PUTUS Vin!”
Aku berlari sekencang-kencangnya
menjauhi Vino. Hatiku benar-benar hancur melihat ada cewek lain yang sedang bergelayutan
manja disamping vino. Padahal ketika itu hujan sangat deras. Tapi aku
beruntung, ada pangkalan ojek.
“Perumahan Domas ya Pak!” aku segera
duduk dibelakang kursi salah satu motor yang sudah dikendarai salah satu tukang
ojek. Tapi,tidak ada reaksi. tukang ojek
ini malah bingung sendiri. “Cepetan dong pak! Saya dikejar orang jahat!” kataku
asal sambil terisak.
“eh, iya mbak” akhirnya motor ninja
yang kunaiki melaju kencang. Eh, ninja? Keren amat ya tukang ojek jaman
sekarang. Memang benar-benar jaman sudah berubah.
Ninja ini berhenti tepat di depan
rumahku.
“lain kali kalau hujan pake mantel
dong pak. Kan kasian penumpang yang naik ojek kehujanan kayak saya. Ya, itung-itung fasilitas tambahan gitu”
komentarku sambil mencari-cari uang didalam dompet. Tapi, saat aku hendak
memberikan uang, ninja itu keburu pergi. Rejeki kok ditolak.
Keesokan harinya, hari minggu, ada
seorang tamu tak dikenal datang kerumahku. Dia cowok ganteng dengan motor ninja.
Eh? Ninja hijau? Sepertinya aku tak asing dengan motor itu, ada stiker
bertuliskan ‘jangan cium pantatku’ di bagian belakang motor. Tiba-tiba aku
ingat siapa dia.
“ehm, maaf, kamu ojek yang nganter
aku pulang kemarin ya?”
Cowok itu menatap tajam kearahku, tidak
berkata-kata. Risih rasanya ditatap seperti itu. “hallo?” aku mencoba membuat
dia sadar tapi dia tetap mematung.
Aneh banget sih ini orang? Apa
jangan-jangan dia mau membunuhku gara-gara aku lupa bayar kemarin ya? hii aku
malah membayangkan film pembunuhan yang baru aku lihat tadi.
“eh, kemarin aku belum bayar ya?
Maaf, aku mau bayar tapi kamu udah keburu pergi sih pak, mas?”
“eh, oh, ehm..” dia gelagapan “aku
bukan tukang ojek”
“HAH?” aku kaget. Sumpah!! “maaf
maaf, aku...”
“iya nggak apa apa kok dek.. haha”
dia tertawa renyah. GANTENG deh! “saya heran aja kok adek bisa manggil saya
pak”
“eh, itu, kenapa ya mas? Aku juga
nggak tau.. ih, bodoh banget sih aku!”
“hahaaha, lucu deh kamu.. boleh aku
tau nama kamu?”
aku dan Awan berkenalan. Sejak saat
itu aku dan Awan sering hang out bareng. Yah, dia orangnya baik banget, lucu
lagi. Sampai akhirnya Awan nembak aku tepat dihari ulangtahunku! Tentu saja aku
terima..
Sekarang..
Siang ini aku bener-bener udah nggak
tahan. hari ini aku ulang tahunku. Sedangkan pacarku sama sekali nggak peduli!
Jalan satu-satunya aku harus ketemu Awan sekarang, HARUS !
Ditaman kota tempat aku biasa ketemu
Awan..
“Awan!” aku menghampiri awan yang sedang duduk di kursi taman. Dia sedang
tertawa, tapi dengan siapa? Kebetulan taman ini sepi, hampir tidak ada orang.
“Ri, eh, Ori??” dia terlihat kaget
waktu melihatku. “ngapain kamu disini?”
“Ngapain? Kamu yang ngapain wan! Kamu
nggak inget hari ini hari apa, hah?”
“hari apa emang?”
“HARI APA?? Hari ini kita setahun wan!
Kamu nggak inget?” air mataku yang dari tadi tertahan mulai menetes. Hari ini hari ulangtahunku, kataku dalam
hati. Awan hanya memegang dahinya yang mengkerut. “bukannya ngerayain kamu
malah duduk disini ketawa sendiri!”
“aku nggak sendiri”
“apa maksutmu nggak sendiri?
“emang aku nggak sendiri!” Awan menghela napas “mungkin ini saatnya, Ris”
“Ris? Aku Ori, Wan! Kamu kenapa
sih??”
“Aku mau ngasih tau kamu sesuatu.
Tapi aku minta kamu janji, kamu nggak bakal ninggalin aku setelah kamu tau”
“tau apa? Awan, plis jangan buat aku
bingung” awan tidak menjawab. Dia memejamkan mata. Tiba tiba tubuhnya
bergoncang kerass, keringat dingin membasahi dahinya. Aku bingung, panik.
“hai Ori, aku Risa” aku tersentak kaget. Suara
Awan berubah, suara perempuan! Ada apa ini? Siapa Risa? Aku merinding hebat “Jangan
takut Ori. aku Cuma pengen minta maaf. Dan cuma lewat Awan aku bisa ngomong
sama kamu”
“maafin aku udah buat kamu takut.
Kamu harus tau, Awan itu pacarku. Yah, sebelum aku kecelakaan maksudku.” Aku
masih terpaku, tanganku basah. aku sedang berhadapan dengan orang yang sudah
MENINGGAL! “sampai sekarang aku belum bisa terima aku dan Awan berpisah, bahkan
ada di dua dunia yang berbeda. sebenernya Awan sering nyuruh aku pergi, tapi
aku selalu punya alasan. Tapi sekarang aku sadar kalo Awan udah nemuin cintanya
lagi. Aku nggak bisa merubah itu. Kamu tau Ori? kamu mirip aku”
“maksutmu?” tanyaku lirih.
“akhirnya kamu bicara ori” Awan
tersenyum. Eh, Risa maksutku. “Wajahmu mirip aku. Makanya waktu kamu ketemu
Awan yang kamu kira tukang ojek, Awan langsung ngajak kamu kenalan.”
“Berarti Awan sayang aku sebagai
kamu?” aku menangis terisak. Antara takut dan sakit.
“nggak! Yah, awalnya emang gitu. tapi
itu Cuma sebentar. Kepribadian kita beda, Ri. Waktu dia bener-bener kenal kamu,
dia udah bisa ngelupain aku.” Dia menghela napas panjang. “aku tau karena aku
selalu ngikutin Awan, aku nggak bisa tenang kalo awan belun dapet penggantiku
yang bener-nener bisa jaga dia. sekarang udah ada kamu, waktunya aku pergi. dan
tolong, jangan pernah tanya tentang aku ke Awan. setelah ini dia akan lupa
semuanya tentang aku Ori. Jaga Awan buat aku ya..”
tiba tiba saja kepalaku pusing dan
dengan cepat aku tidak bisa melihat apa apa lagi..
***
“Aduh..” aku memegang kepala, sakit
banget. Perlahan-lahan mataku terbuka, aku sedang ada di mobil awan. sepertinya
aku habis bermimpi, mimpi aneh yang nyata banget.
“eh, sayang udah sadar..”
“Kita mau kemana Wan?”
“kesini” mobil Awan berhenti di depan
restoran mewah. Di pintu masuknya ada tulisan besar HAPPY BRITHDAY ORI.
aku keluar dari mobil.
“ini buat aku?”
“iya Ori sayang.. Happy annyversary
juga ya.”
“aku kira kamu lupa”
“nggak mungkin dong.” kemudian Awan
mengeluarkan sesuatu, kalung! Kalung berliontin namaku ‘ORISSA’. “Aku sayang
kamu Ori” Awan melingkarkan kalung itu ke leherkku.
“aku juga sayang kamu”
Aku dan awan berpelukkan erat. Dari jauh samar-samar aku melihat orang mirip
diriku terseyum lalu menghilang. Mendadak aku teringat tentang mimpi anehku,
itu nyata. “aku janji sama kamu Ris, aku bakal jaga Awan..” Ori menangis.
Didalam hatinya ia mesrasa bersalah karena selama ini terlalu egois, tidak
peduli Awan dan masa lalunya—sementara awan—selalu tau semuanya, selalu peduli
Ori. Dan sekarang Ori berhasil menghapus ingatan Awan tentang Rissa yang
‘kembali’. Ini dunia kita, Wan. Cinta
kita..
-THE END-
0 comments:
Post a Comment