Aku sekarang telah menjadi siswa Sekolah Menengah Atas alias SMA yang aku dan teman seangkatanku impi-impikan saat SMP dulu. bagaimana tidak? banyak orang bilang masa SMA adalah masa paling indah. Tapi apa perkataan orang itu benar siapa yang tau. maksutku, itu hanya pendapat beberapa orang saja yang kebetulan, mungkin, memiliki kisah SMA yang mengasyikan. seperti punya pacar baru atau jadi kapten cheers atau jadi ketua osis atau dapet sahabat baru dan atau atau yang lainya. tapi bagaimana dengan orang yang beranggapan kalau masa SMA itu buruk. mungkin memang hanya segelintir orang saja, dan salah satunya aku.
Lucu banget yah, masa SMA yang seharusnya terlihat INDAH justru terasa DATAR. kalau aku nulis diary nih, semua halaman akan penuh unek-unekku saja. kalau disuruh menulis kisah menyenangkan aku tidak akan menulis, diary itu akan tetap kosong. 'ngenes' banget kedengerannya ya?
sebenarnya aku agak lebay. kisah menyenangkan ada juga kok. seperti saat aku dapet pacar baru. oh maaf itu tidak bisa ditulis, pacar baruku itu anak nakal. tampang sih ganteng dan punya lesung pipi, modal gitar, but no! mamahku yang cantik pernah bilang 'seorang pacar akan pergi begitu sudah mendapatkan apa yang dia mau dari pacarnya' tau kan apa artinya? selama masih ada kata pacar (tolong garis bawahi, tebalkan dan miringkan kata ini) jangan terlalu percaya kata-katanya, jangan terlalu mencintainya sebelum tersemat cincin kawin tentunya. kalau ditanya kenapa, akan butuh banyak page microsoft word untuk menjelaskan.
oke, balik bahas tentang apakah aku punya cerita menyenangkan (yang benar-benar menyenangkan maksutku) di SMA. Emm, aku ingat saat pertama masuk sekolah aku mengikuti kegiatan MPO atau Marsinal Pra Osma. tau kan, semacam penggojlokan. harusnya itu bisa menjadi catatan menyenangkan yang benar-benar berkesan. tapi sayang, aku bahkan tidak mengikutinya karena sakit maagku kambuh. Padahal asal tahu saja, aku sudah berkorban demi teman-temanku untuk menyiapkan segala macam hal sampai jam 10 malam lebih. Sedihku sedikit terobati saat mengetahui kelasku menang di urutan ke 4 dari 10 kelas.
Acara sekolah lagi yaitu GSB atau Gebyar Seni Budaya. hmm menyenangkan sih tapiiii.. ah selalu ada tapi. aku dan teman teman harus sangat bekerja keras sampai harus pulang jam 10 malam setiap hari dan bangun jam 4 pagi untuk masak. capek sekali rasanya apalagi setelah acara selesai, uang kelas hasil berjualan yang totalnya beratus-ratus ribu hilang dan catat baik-baik-----ludes tidak tersisa. lagi deh ya. lomba paduan suara kelasku kalah. heloooow bahkan kelasku kelas seni rupa! butuh muka tebal untuk maju dan bernyanyi menyaingi kelas lain-----kebanyakan kelas seni musik---yang suaranya beuuuuh.. tapi tidak apa-lah, teman sekelasku sangat asyik dan aku cinta itu. walaupun lagi-lagi ada tapi. selesai acara kami akan makan siang bersama untuk melepaskan rasa lega setelah menahan malu. kami pergi ke salah satu tempat makan dengan naik angkota. banyangkan, 25 anak naik satu (garis bawahi) SATU angkota. waw, betapa besar usaha kami bukan? sampai di tempat, restaurant itu tutup, tutup! kami tidak tahu lagi sebab uang kami pas-pasan dan restaurant itu satu-satunya yang kami tau murah.
sudahlah aku tidak ingin terlalu berharap ada cerita menyenangkan yang benar-benar berkesan itu. sekarang aku sedang sedih parah. bukan masalah cinta-cintaan, patah hati, atau semacamnya. ini bahkan lebih parah dari itu. ini tentang persahabatan----bukan persahabatan biasa. aku dan mereka---aya, bela, tiva, nisa, riska, ina, ela---sudah bersahabat 3 tahun. bisa dibayangkan selama itu kami selalu bersama-sama. saat-saat indah yang sangat aku rindukan. waktu smp dulu kami selalu pulang sore untuk sekedar duduk-duduk bergosip di taman depan sekolah, sambil mencabuti rumput ketika bercerita sampai tukang kebun sekolah selalu marah. kebersamaan sangat terasa saat kami saling bersandar meletakkan kesedihan kami satu sama lain dan merasakan rasa itu bersama. tertawa sampai suara kami hilang tapi mutut kami masih ternganga hingga kami harus memegangi perut yang sakit karena terlalu banyak tertawa. bisakah dibayangkan betapa bahagianya aku bersama mereka? sungguh menyenangkan menjerit seperti tikus terjepit bersama, menangis saat salah satu dari kami putus dengan pacarnya, bersatu melawan orang bodoh yang mengganggu kami, masuk ruang osis saat ketahuan mengerjai salah satu dari kami yang sedang ulang tahun dengan menyemprot saos, pergi ke gunung yang jaraknya jauh dengan motor-motor kami, pergi tanpa izin ke luar kota naik bis dan dimarahi orang tua kami tentunya. oh sungguh hidupku bersama mereka saat itu, indaaaaah..
huh, tolong jangan lupakan itu dulu. aku ulangi, itu dulu. DULU.
sekarang? bahkan salah satu dari kami bilang "teman atau sampah kalian ini?" atau temanku yang lain bilang kami dekat dengan dia saat ada 'maunya' saja. hey, untuk apa? bahkan dari dulu kami selalu ada saat dia butuhkan. justru kami-lah yang diabaikan, dia hanya perduli dengan pacarnya itu. pacar menyebalkan yang merasa memiliki sahabatku seutuhnya. cih, bibir tebal yang memuakkan!
lain lagi sahabatku yang selalu membicarakan kejelekan sahabatku yang lain. bahkan jelas saja dia tidak lebih bagus dari dia yang dibicarakan. harusnya dia sadar dan intropeksi diri! dan sahabatku yang menurut kami semakin centil semenjak dapat teman baru yang mungkin baginya lebih oke. lalu, aku? aku yang selalu saja disibukkan dengan urusan organisasi MPK atau event sekolah, membuatku terlihat seperti memisah walaupun bukan seperti itu.
dan jelas, semua tidak seperti dulu lagi..
24 Desember 2011
00.00 p.m.
(dari kiri) Thea, Aya, Inna, Nisa, Ela, Tiva, Bella, Mia, Riska.
@SMP Negeri 1 Salatiga
0 comments:
Post a Comment